2 UTS-1 All About Me

Halo!Selamat datang di cerita saya.
Tahun 2006, tahun dimana saya dilahirkan di keluarga kecil di sebuah kota di Jawa Barat. Tepatnya di kota kembang yaitu Bandung. Walau saya lahir di Bandung saya tidak memiliki darah asli orang Bandung. Saya merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Terlepas dari perkenalan formal saya, saya memiliki beberapa hal unik.
Saya mudah tertidur di mana saja kapan saja: Setiap kali saya mengantuk saya akan mudah untuk terlelap bagaimanapun kondisi dan situasi yang sedang saya alami, terkadang saya akan tertidur saat sedang makan.
Saya menyukai hampir semua buah: Sedari kecil saya sudah diperkenalkan dengan banyak sekali buah buah unik oleh Ayah saya. Sampai saya sudah menginjak dewasa saya masih menyukai buah buah unik seperti kesemek, konyal, dll
Saya juga seorang ENTJ. ENTJ itu sering diartikan sebagai "Si Komandan": logis, visioner, dominan, dan (jujur saja) sedikit tidak sabaran. Dan menurutku semua itu benar.
Tapi, ada satu hal yang seringkali tidak masuk dalam stereotip ENTJ: saya adalah orang yang sangat reflektif. Dan bagian reflektif dari diri saya ini lahir bukan dari kesuksesan, tapi dari kegagalan.
Kisah yang Membentuk Saya: Paradoks Si Tahan Banting
Selama bertahun-tahun, saya bangga dengan kemampuan saya untuk "mengatasi segalanya sendiri". Hingga suatu saat, saya dihadapkan pada sebuah target besar yang saya kejar mati-matian. Saya sudah punya Rencana A, B, dan C. Saya sudah melakukannya dengan sebaik mungkin. Secara logika, saya seharusnya berhasil.
Dan saya gagal total.
Namun menurut saya, kegagalan itu terasa seperti menabrak tembok. Sisi logis ENTJ saya tidak bisa memprosesnya. Rencananya berjalan sempurna, tapi hasilnya salah. Selama beberapa waktu, saya benar-benar buntu dan frustasi.
Di sinilah kekuatan saya yang lain, yang tidak saya sadari, mulai mengambil alih. Bukan "logika", tapi "Keberanian" dan "Aturan Diri" (Self-Regulation). Saya memaksa diri saya untuk duduk diam dan bertanya: "Oke, secara logis ini gagal. Apa pelajarannya?"
Saya mulai sadar bahwa saya begitu fokus pada hasil sehingga saya lupa menghargai proses. Saya "ulet" dalam mengejar tujuan, tapi saya tidak "mau belajar" dari prosesnya. Kegagalan itu adalah guru terbaik saya. Itu mengajarkan saya kerendahan hati dan menunjukkan bahwa saya lebih "Tahan Banting" daripada yang saya kira.
Jadi, Siapa Saya Sekarang?
Saya masih seorang yang memiliki MBTI ENTJ. Saya masih terobsesi dengan productivity hacks. Saya masih akan memberi Anda solusi logis yang berusaha memberi bukan pelukan jika Anda curhat.
Tapi saya juga seseorang yang kini menghargai proses. Saya orang yang "Bersyukur" atas kegagalan karena itu adalah data paling jujur untuk "Personal Growth". Saya tidak lagi hanya mengejar "Sukses", tapi "Pencapaian yang Bermakna"—dan makna itu seringkali ditemukan dalam perjalanan naik-turunnya.
Singkatnya, saya adalah seorang perencana yang belajar menerima bahwa hidup tidak selalu sesuai rencana. Dan ternyata, di situlah bagian menariknya dimulai.